Apakah Dunia Butuh Miss World?

Sebuah lansiran dari situs yourtango.com (2012) membelalakkan mata. Penulisnya bernama Michelle Toglia. Dia mempertanyakan apakah dunia butuh Miss World?

Pertanyaan ini menggelitik sekaligus menampar mereka mati-matian berusaha agar diadakan perhelatan ini mulai dari kontestan, panitia, juri, sponsor, serta semua pihak mendukung. Tak ada yang ingin Miss World dibatalkan. Acara Miss World ke-63 ini misalnya. Pelbagai pihak sibuk mencari jalan keluar dan berdiskusi dengan para organisasi masyarakat menentang Miss World dinilai tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Ya, tahun ini Indonesia, negara dengan populasi muslim terbanyak sejagat menjadi tuan rumah kontes kecantikan dunia itu.

Tak Sesuai Budaya Indonesia, Kontes Miss World Ditentang Para Pemuka Agama

Pelaksanaan kontes Miss World yang akan berlangsung di Bali mulai 8 September mendatang mendapat reaksi keras dari berbagai pemuka agama. Namun, sikap Pemerintah dan Pemda Bali tetap tidak keberatan dengan catatan disesuaikan dengan budaya dan norma yang ada di Indonesia.

Daoed Joesoef Sebut Ada Bisnis Seks di Balik Kontes Ratu Kecantikan

MANTAN Menteri Pendidikan Daoed Joesoef mengatakan, ada bisnis seks di balik penyelenggaraan kontes kecantikan seperti Miss Wolrd, Miss Universe dan sebagainya.

“Ada bisnis seks,” ungkapnya seperti dilansir hidayatullah.com, Selasa (09/04/2013).

Dia mengaku konsisten menolak segala ajang ratu kecantikan sejak dia menjabat Mendiknas di era Presiden Soeharto. Saat dia menjabat Mendiknas dia mendapat info, para peserta kontes kecantikan akan dipaksa melacur kepada sponsor acara tersebut.